AIR MATAKU DALAM KIRBAT TUHAN
MAZMUR 56 : 9 - 12
( Ibadah Raya 10 April 2016 - Bp. Pdt Yoyong Ch. Santosa )
( Ibadah Raya 10 April 2016 - Pdt Yoyong Ch. Santosa )
Air mata
identik dengan seseorang yang sedang menangis, dan menangis dekat dengan
kesusahan. Di kalangan kita orang percaya, orang pantekosta lah yang paling
sering mengeluarkan air mata. Namun, perlu diingat bahwa tidak hanya dalam
keadaan susah, ataukah senang, tapi dalam hadirat Tuhan pun kita juga
mengeluarkan air mata. Hal itulah yang tidak dimengerti oleh kebanyakan orang
percaya lainnya. Bahkan dalam pembacaan ayat nats, orang sekelas Raja Daud pun
menangis di dalam hadirat Tuhan. Ia tidak malu-malu menyatakannya.
Dalam 1 Sam
21:10-11, Daud merasakan kehidupannya begitu cepat berubah. Ia menjadi buronan,
kehilangan segalanya, dan menjadi musuh raja. Bahkan Ia bersembunyi di dalam
markas musuh, yaitu Kota Gat, kota asalnya Goliat. Walau Saul tidak akan
mengejarnya sampai ke Gat, tapi roh ketakutan tetap merasukinya. Demikian juga
kita yang seringkali dikuatkan dalam ibadah, namun ketika masalah datang kita
seketika lemah tak berdaya.
Bahkan
dalam ayat 12-13, karena ketakutan yang begitu parah, ia menjadi sangat
terhina. Daud yang dulu bisa membunuh singa dan beruang dengan tangannya, serta
membunuh raksasa Goliat, malah layaknya orang gila. Ia berada dalam titik
terendah kehidupannya. Sendirian, ketakutan, dan kesepian, inilah saatnya untuk
menangis dan berseru kepada Tuhan.
Ada beberapa alasan kenapa orang menangis:
1.
Melepas beban yang tidak dapat ditanggung sendiri
Menangis di hadapan Tuhan bukanlah
‘cengeng’ sebab menangis kepada Tuhan tidaklah sama seperti kepada manusia.
Dengan menangis, kita dapat lebih berkomunikasi dengan Tuhan dan menjadi lega.
Sebab ketika kata dan doa tidak dapat terucap lagi, maka air mata dapat
berbicara, dan Tuhan selalu mengerti itu.
Dalam ayat 14-15 kita bisa melihat
Tuhan bertindak atas hidup Daud. Jangan pandang enteng air mata, karena itu
berharga di mata Tuhan.
Dalam Lukas 7:36-38, wanita yang
terkenal dengan predikat wanita berdosa hanya berdiri di belakang dekat kaki
Yesus, sebab ia tahu ia sangat tidak layak. Tidak ada sepatah kata pun yang
keluar dari mulutnya, ia hanya menangis dengan hati yang hancur. Kaki Yesus
yang kotor dan belum dicuci, dicucinya dengan air matanya, sebelum ia
menumpahkan minyak wangi.
Dapat kita bayangkan berapa banyak air mata yang
tumpah membasahi kaki Yesus.Ketika hati kita hancur karena penyesalan dosa,
maka Tuhan akan mengampuni dan mendengar kita.
Ayat 47-48, ketika air mata tercurah,
maka dosa diampuni.
3.
Kesungguhan dan ketulusan hati
Dalam Yoh 11:20-28 dan ayat 29-36,
respon Yesus kepada Marta dan Maria berbeda meskipun kata-kata yang dikeluarkan
sama, ditempat yang sama. Mengapa? Sebab cara melakukannya yang berbeda. Saat
bertemu Yesus, Marta langsung beberkan isi hatinya. Fokusnya adalah masalah.
Tapi Maria, ia tersungkur dan menangis di kaki Tuhan, lalu barulah dia beberkan
isi hatinya. Fokusnya adalah Tuhan, bukan pada masalahnya.
Ketika datang dengan kesungguhan dan ketulusan, Ia
mengerti kesusahan kita, Ia Tuhan yang menangis untuk kita. Dalam bahasa aslinya,
bahkan Yesus menangis tersedu-sedu dan terisak. Ia tenggelam dengan Maria, jika
Yesus bisa menangis begitu rupa, Ia pasti melakukan apa saja untuk menolong Maria.
Maka Ia juga akan menangis melihat kita menangis, karna Dialah Allah yang
begitu mengasihi saudara dan saya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar