SELAMAT DATANG DI GPdI GILGAL MATARAM, JIKA ANDA BELUM BERJEMAAT DI GEREJA MANAPUN SILAHKAN DATANG dan BERIBADAH DI TEMPAT KAMI- -ALAMAT KAMI Jl. Pariwisata no. 4- -MARI MENGENAL YESUS LEBIH DALAM LAGI SUPAYA HIDUP KITA DIUBAHKAN dan DIPERBAHARUI- -SETIAP PERGUMULAN dan BEBAN BERAT YANG KITA HADAPI TUHAN SANGGUP MENOLONGNYA- -TUHAN YESUS MENGASIHI ANDA-. -PUJI TUHAN !!

kunjungi -VIDEO- utk melihat Kotbah / Paduan Suara / VG / Angklung GPdI Mataram


KEPENUHAN DAN KARUNIA ROH KUDUS
( Ibadah Raya 15 Mei 2016 - Pdt.Yoyong Ch. Santosa )


Hari Pentakosta atau Pantekosta adalah hari ke-50 setelah kebangkitan Tuhan Yesus dari kubur, yaitu hari dimana Yesus berjanji mencurahkan kuasa-Nya yakni Roh Kudus. Dalam Yohanes 7:37-44, jauh hari sebelum hari Pentakosta, Yesus sudah menjanjikan adanya air kehidupan yaitu Roh Kudus untuk diberikan kepada orang yang percaya, baik pada waktu itu dan sampai sekarang ini. Seperti kehadiran Yesus yang menimbulkan pertentangan dan perdebatan, demikian juga halnya dengan Roh Kudus yang dicurahkan. Ada yang menolak, ragu-ragu, tapi ada juga yang menerima secara penuh. Ada berbagai pendapat mengenai baptisan Roh Kudus, bahkan ada yang berkata belum pernah mendengar mengenai Roh Kudus (Kis 19:2).
Ada beberapa tipe gereja dan kaitannya dengan Roh Kudus:
1.      Gereja yang antipati dengan pengajaran tentang Roh Kudus. Dalam pengajaran yang mereka terima hanyalah percaya Yesus, bertobat, dan diselamatkan. Tidak sedikitpun mengenai pengenalan apalagi menerima Roh Kudus.
2.      Dalam 1 Tes 5:19-21, ada gereja yang meski tau tentang Roh Kudus tapi memadamkan kerja dari pada Roh Kudus dan tidak lagi merespon dengan baik pekerjaan dan karunia Roh Kudus yang bekerja saat ini. Berdasarkan anggapan Roh Kudus itu ada di gereja mula-mula saja. Mereka tidak mau mengakui bahwa hujan Roh Kudus itu masih berlaku sampai sekarang ini, dengan alasan Roh Kudus sulit diterima dengan akal sehat.
3.       Gereja yang menerima secara utuh baptisan dan karunia Roh Kudus yang menyertainya, dan gereja kita termasuk dalam tipe ini. Suatu gerakan yang dimulai di Los Angeles Amerika pada tahun 1906, dan pada 1921 mulai masuk ke Indonesia melalui dua keluarga misionaris untuk menyebarkan ajaran Pentakosta.


Pada perkembangannya sampai saat ini, telah banyak aliran Pantekosta yang bermunculan, dan yang perlu kita cermati dan hati-hati adalah ternyata masing-masing memiliki penafsiran dan pemahanaman  yang berbeda tentang Roh Kudus.
1.      Hati-hati dengan gereja yang pecah karena penafsiran yang berbeda.
Yang perlu kita cermati bahwa Roh kudus tidak menimbulkan perpecahan. Pentingnya kehadiran Roh Kudus di tengah ibadah, di tengah jemaat, terlebih dalam kehidupan pribadi kita, karena Roh Kudus adalah Allah sendiri yang diberikan sehingga kita berjalan dengan kemampuan Ilahi, berjalan dengan kekuatan dan dalam kehendak-Nya.
2.      Hati-hati dengan gereja yang mengajarkan jemaat bahwa bahasa roh bisa diajarkan.
Bahasa roh tidak dapat diajarkan cara melafalkannya. Ketika kita dibaptis dengan Roh Kudus, bahasa Roh Kudus itu diberikan di mulut dan lidah untuk kita bisa mengucapkannya. Bukan untuk ditiru-tiru cara pengucapannya.
3.      Cermat mengenai ketepatan penggunaan dan waktu seseorang dalam berbahasa roh. Dimana dan kapan saja seseorang dapat berbahasa roh, namun harus disertai dengan hikmat.
Dalam 1 Korintus 14, ketika pertemuan, jemaat yang ada semakin semangat dan akhirnya menjadi tidak terkendali dan teratur. Bahasa roh yang mereka gunakan saat itu adalah bahasa tanda sudah dibaptis dengan roh. Jika kita cermati, ada perbedaan antara Bahasa Roh Tanda Kepenuhan dan Karunia Bahasa Roh.


Bahasa roh tanda kepenuhan:
-   Bagi semua orang percaya yang dipenuhkan oleh Roh Kudus
-   Tidak perlu diterjemahkan karena berbicara hal yang rahasia dengan Allah (1 Kor 14:2)
-   Tetap ada dengan orang percaya yang dipenuhkan dengan Roh Kudus (Roma 8:26-28)
-   Mempunyai sifat iman membangun diri sendiri (1 Kor 14:4a)
-   Lebih banyak digunakan dalam doa pribadi.

Karunia Bahasa Roh
-   Kepada siapa roh kudus berkehendak memberikannya (1 Kor: 12:10-11)
-   Harus diterjemahkan (1 Kor 14:13)
-   Waktunya ditentukan atas kehendak Roh Kudus (1 Kor 12:7)
-   Untuk meneguhkan iman seluruh anggota jemaat yang ada (1 Kor 14:4b)
-   Dipakai pada kebaktian bersama jemaat (1 Kor 14:12)

Dalam 1 Kor 14:26-28, bahasa roh kepenuhan bisa kita ucapkan dalam ibadah tapi hanyalah untuk diri sendiri jika tidak ada yang menafsirkan, sehingga ada suatu keteraturan dalam ibadah. Terlebih    dalam 1 Kor 14:18-19 mengingatkan agar jangan ada kesombongan rohani karena bisa berbahasa roh lalu ingin ditunjukkan. Ucapkanlah dengan hikmat kata-kata yang dapat dimengerti dalam pertemuan agar dapat menguatkan jemaat yang ada.
Akhirnya dalam Roma 12:11 “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”. Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar