BENARKAH IBLIS MEMBUAT HIDUP KITA
MENJADI LEBIH BAIK?
YEHEZKIEL 8:16
Ibadah Raya 31 Juli 2016 - Pdm. Yehuda Yermiadi
Dalam ayat nats kita bisa
melihat suatu gambaran dari orang-orang yang tadinya menyembah Tuhan tapi kemudian
berubah menyembah dewa matahari di sebelah timur. Hal serupa juga terdapat dalam
Yeremia 44:16-18 yang merupakan jawaban umat
yang tidak mau ditegur oleh Yeremia dan tidak mau menyembah Tuhan lagi. Di sini
justru mereka berbalik dari Allah yang hidup kepada ratu sorga, yang mereka
anggap dapat memberikan cukup makanan, kebahagiaan, dan tidak mengalami penderitaan.
Lalu siapakah yang disebut ratu
sorga dan dewa matahari itu?
Dalam Kejadian 10:8 terdapat seorang yang bernama Nimrod yang merupakan pendiri kerajaan Babel. Nimrod dalam bahasa Ibrani berarti ‘Melawan Allah’, yang dalam sejarah Babilon, Nimrod dikatakan memiliki ibu sekaligus istri bernama Semiramis. Menurut perkembangan selanjutnya Nimrod dianggap sebagai dewa matahari, dan Semiramis dianggap sebagai ratu sorga. Mereka adalah gambaran dan alat yang digunakan iblis untuk melawan Allah.
Pertanyaan selanjutnya, apakah
memang seperti itu iblis bisa lakukan? Memberikan kelimpahan, kebahagiaan dan
terhindar dari penderitaan?
Seperti saat Yesus dicobai oleh
iblis, iblis menawarkan kekayaan dan kekuasaan dunia asal Yesus sujud menyembahnya.
Memang Iblis bisa memberikan kekayaan, kekuasaan, 'kebahagian', dan
menghilangkan ‘penderitaan’ pada orang-orang yang menyembahnya, namun ketika
mereka berhenti menyembah maka iblis juga akan bereaksi dan membuat agar mereka
terikat untuk menyembah dia.
Yesaya
14:12-14 merupakan ungkapan yang ditujukan kepada lucifer yang ingin disembah
seperti Allah. Judul perikop pasal 14
yakni ‘Ejekan tentang raja Babel’ disini menunjukan bahwa menara Babel dibuat
untuk menyamai Allah. Maka akhirnya Tuhan mengacaukan bahasa mereka, namun pola
penyembahan babel rupanya terbawa dan menyebar ke seluruh dunia.
Dalam Daniel
3:1 patung emas Nebukadnezar yang harus disembah Sadrakh, Mesakh dan
Abednego jika dilihat dari ukurannya maka itu bisa jadi adalah tugu penyembahan
dewa matahari dengan bentuk seperti menara babel. Tantangan untuk menyembah Allah
atau menyembah iblis ini juga terjadi sampai sekarang, sehingga seperti ada
persaingan penyembahan yang terjadi karena iblis ingin menyaingi Allah. Sampai
pada akhir jaman ini iblis tetap melancarkan serangannya dan ingin disembah
melalui jaringan iluminati (tatanan dunia baru), yang simbolnya merupakan
simbol menara babel serta dewa matahari mesir kuno warisan babel.
Kembali ke tema, benarkah iblis
membuat hidup kita menjadi lebih baik?
Dalam Kejadian
3:1 ular disini adalah gambaran dari iblis, sebab dalam Kejadian 3:14 ular setelah dikutuk maka ia memakan
debu tanah, dimana hal ini sangat berlawanan dengan kenyataan sekarang bahwa
makanan ular bukan debu tanah. Dalam Kejadian 2:7
dapat dilihat bahwa ‘debu tanah’ yang merupakan makanan ular cerdik itu adalah
manusia. 1 Petrus 5:8 mengatakan bahwa iblis
mencari dan menelan manusia. Ketika manusia ditelan oleh iblis maka orangnya
tidak kelihatan dan yang kelihatan adalah iblisnya, yang kelihatan adalah
kelakuannya yang seperti iblis.
Markus
5:1-5, ketika iblis menelan manusia maka iblis seperti kembali mendapat
kekuatan dan dampaknya merusak manusia. Seperti Yudas yang hidupnya lebih terarah pada
kenikmatan dunia yang ditawarkan iblis, sehingga saat perjamuan kudus, yang seharusnya
menjadi satu roh dengan Tuhan, tetapi Yudas yang hatinya kepada setan malah
kerasukan iblis (Baca Yoh 13:27). Pada akhir
hidupya Yudas memutuskan untuk gantung diri, lalu ia jatuh tertelungkup dan perutnya
terbelah sehingga isi perutnya tumpah keluar (Kis 1:18),
inilah gambaran bahwa iblis tidak mau orang yang sudah dikuasainya mati dengan
baik-baik, iblis mau memancing manusia melalui tawaran-tawaran yang mengikat
dan akhirnya menghancurkan hidup manusia.
Kejadian
3:15 menunjukan bahwa manusia sudah seharusnya tidak berkompromi dengan
iblis dan dosa. Manusia seharusnya bukan berteman dengan iblis tetapi bermusuhan
dengannya. Sebaliknya, sesuai Ulangan 29:5 kita
harus mau dipimpin oleh Tuhan. Pakaian dalam Wahyu 3:4
berbicara tentang kekudusan, dan kasut berbicara tentang kesaksian hidup,
keduanya tidak akan rusak selama Tuhan yang memimpin hidup kita. Sebab ada
banyak orang yang ketika mengalami padang gurun, mereka tidak mau dipimpin
Tuhan sehingga pada akhirnya pakaian dan kasutnya menjadi rusak, hidupnya
berisikan persungutan, dan hidupnya menjadi berantakan.
Maka 2
Korintus 6:17-18 mengingatkan kita untuk keluar dari mereka yang tidak
hidup kudus, dan yang hidupnya tidak menyembah Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar