Sengsara
dalam arti positif
Yohanes 9:1-7
(Kotbah Pdt. Yoyong Ch. Santosa)
Ibadah Raya 6 Maret 2016
Ibadah Raya 6 Maret 2016
Masalah,
sakit penyakit, dll adalah bagian dari kehidupan. Sebagian besar orang, saat
mengalami suatu masalah, mereka memandangnya sebagai sesuatu yang negatif. Hanya
sedikit orang yang menilai masalah sebagai sesuatu yang positif dan memaknainya
sebagai sesuatu yang akan memulihkan
hidup mereka. Kesengsaraan yang terjadi dalam hidup kita merupakan alat
Tuhan untuk meluruskan hidup kita, ada sebuah tujuan yang baik agar kita
mengalami suatu pemulihan. Tuhan Yesus seringkali mengijinkan kita mengalami
kesengsaraan namun dibalik semua itu Tuhan ingin menyatakan suatu rahasia dalam
hidup kita.
Ada 3 mutiara yang indah
yang kita bisa temukan di balik penderitaan / masalah :
1. Masalah menimbulkan
suatu pertanyaan
Dalam
perikop di atas, murid Yesus bertanya mengapa orang buta itu bisa menjadi buta.
Sama halnya dengan hidup kita saat ada masalah. Akan timbul
pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa masalah atau sakit penyakit bisa terjadi
dalam hidup kita. Hal itu menandakan hubungan hidup kita tidak terputus dengan
Tuhan. Ada banyak hal yang tidak kita mengerti dan kita memerlukan jawaban.
Suatu kali kelak, semua akan disingkapkan, kita bisa mengerti pekerjaan Tuhan
yang luar biasa heran dalam hidup kita.
2. Masalah/sengsara
menuntun kita pada banyak hal
a. menuntun untuk bertemu dengan Yesus
Banyak
orang yang pada saat mengalami masalah, baru menyadari bahwa mereka baru saja
bertemu dengan Yesus. Sebagai contoh, banyak orang mulai menerima Yesus saat
sedang sakit parah.
b. menuntun
untuk lebih mengenal Tuhan
Masalah menuntun kita kepada
sesuatu yang baik, menuntun kita untuk lebih mengenal Bapa yang kita sembah.
Dalam kisah Naomi dan Ruth, mereka kembali ingat tentang Betlehem saat mereka
sedang mengalami kesengsaraan di Moab. Tuhan ijinkan
kesengsaraan terjadi, karena kesengsaraan itu menuntun manusia kembali pada
Tuhan. Dalam kisah anak yang hilang, si bungsu yang awalnya pergi meninggalkan
bapanya dengan semua bagian warisanyang ia miliki, kembali lagi pada bapanya
saat ia mengalami suatu kesengsaraan. Pilihan selalu ada di tangan kita. Apakah
kita akan kembali kepada Bapa atau tidak. Naomi dan Ruth serta anak yang
hilang, mereka perlu mengalami suatu sengsara untuk kembali. Apakah seperti
mereka, kita juga perlu mengalami sengsara untuk kembali pada kasih Bapa.
c. masalah
menuntun kita hidup bagi Allah
Orang buta dalam nats kita di
atas, pasti tidak akan lupa apa yang Yesus perbuat dalam hidupnya. Setelah
dapat melihat, ia mulai bersaksi pada banyak orang tentang apa yang Tuhan
kerjakan dalam hidupnya.
d. masalah
menuntun kita untuk bisa menguatkan orang lain
Orang buta itu pasti setelah
dapat melihat, ia pasti akan menguatkan orang lain yang mengalami hal yang sama
dengan yang ia alami dulu. Ia pasti akan mengajak orang lain untuk percaya pada
Yesus karena ia sudab pernah mengalami mukjizat bersama Yesus. Saat kita sudah
pernah ditolong, marilah kita juga menolong. Saat kita sudah diselamatkan,
marilah kita juga menyelamatkan orang lain dengan percaya pada Yesus.
3. Masalah memberi banyak keuntungan
Marilah kita memaknai masalah
sebagai hal yang positif. Masalah dapat membentuk watak dan karakter kita
sebagai anak-anak terang. Masalah terjadi agar kita mengerti segala sesuatu
yang ada dalam hidup kita berasal dari Tuhan.
Lewat kesengsaraan atau sakit
penyakit yang kita derita, biarlah kita memaknainya sebagai sesuatu yang
positif karena masalah, saat kita memaknainya sebagai sesuatu yang negatif, ia
akan terus melemahkan hidup kita.
Biarlah kita terus kuat
bersama Yesus, kita hadapi setiap masalah yang terjadi dalam hidup kita
sehingga pada akhirnya kita boleh mengalami mukjizat Tuhan.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar