SELAMAT DATANG DI GPdI GILGAL MATARAM, JIKA ANDA BELUM BERJEMAAT DI GEREJA MANAPUN SILAHKAN DATANG dan BERIBADAH DI TEMPAT KAMI- -ALAMAT KAMI Jl. Pariwisata no. 4- -MARI MENGENAL YESUS LEBIH DALAM LAGI SUPAYA HIDUP KITA DIUBAHKAN dan DIPERBAHARUI- -SETIAP PERGUMULAN dan BEBAN BERAT YANG KITA HADAPI TUHAN SANGGUP MENOLONGNYA- -TUHAN YESUS MENGASIHI ANDA-. -PUJI TUHAN !!

kunjungi -VIDEO- utk melihat Kotbah / Paduan Suara / VG / Angklung GPdI Mataram


LIMA MACAM KORBAN DALAM IMAMAT
( Ibadah Raya 26 Juni 2016 - Pdt. Hardy Halim )


Dalam Imamat pasal 1 - 5 terdapat 5 macam korban, yaitu korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapus dosa, dan korban penebus salah. Setiap korban yang akan dipersembahkan harus sesuai kebutuhan dan keperluannya. Dari 5 macam korban, 4 diantaranya berhubungan dengan dosa serta harus ada darah yang tercurah, baik darah domba, kambing, atau pun burung. Namun hanya satu korban yang tidak berhubungan dengan dosa dan darah tercurah yakni korban sajian yang dibuat melalui tepung.
Korban sajian ini berbicara tentang pengucapan syukur kita kepada Tuhan, terlebih dalam hal pelayanan. Mengucap syukur tidak memerlukan tercurahnya darah, sebab ucapan syukur adalah korban untuk menyenangkan hati Tuhan. Namun harus diingat bahwa jika ada yang menyenangkan hati Tuhan, maka ada juga korban pelayanan yang tidak menyenangkan hati Tuhan. Jika ada yang asli, maka ada yang palsu dan biasanya yang palsu itu lebih cantik dari yang asli.
Ayat nats ini berhubungan dengan Roma 12:1. "Kemurahan Allah" adalah Yesus yang telah menebus kita dari dosa, dan kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai korban yang sejati. Tugas kita adalah mengucap syukur kepada Tuhan atas kemurahan-Nya dan karena telah memenuhi keperluan kita bahkan belum minta pun Tuhan tahu. Ketika kita berkenan dan menyembah kepada Tuhan, maka Tuhan akan siapkan kebutuhan kita.

Korban persembahan yang berkenan memiliki syarat-syarat:

1. Tepung yang terbaik
Untuk mendapatkan tepung yang terbaik selalu ada proses panjang yang harus dilewati.Tetap melayani dan memberi yang terbaik meski hidup kita ada dalam proses; dikala sakit, kesusahan, bangkrut, terjerat masalah namun tetap melayani dengan sungguh. Itulah tepung yang terbaik. Tapi ingat, melayani bukanlah hanya di gereja tapi juga di rumah, melayani kepada suami, istri, orangtua, dan anak-anak.
2. Menuangkan minyak
Dalam Mazmur 45:8 minyak berbicara tentang sukacita, dan kesukaan. Dalam memberikan korban dan melayani haruslah dengan sukacita yang tampak dalam senyuman.
3. Membubuhkan kemenyan
Tuhan menyukai wangi kemenyan, dan kemenyan dalam Wahyu 5:8 berarti doa orang-orang kudus. Doa itu penting sebelum melayani.
4. Tidak boleh beragi (ayat 11)
Dalam Lukas 12:1 ragi adalah kemunafikan, yakni lain dibibir lain di hati. Kemunafikan atau ragi dalam pelayanan akan menjadikan pelayanan itu memiliki suatu berbeda,  suatu yang meski terlihat cantik diluar tapi tidak berkenan di hadapan Allah.
5. Bubuhi garam (ayat 13)
Dalam Markus 9:50 garam itu bukanlah tentang hubungan kita dengan Tuhan tapi untuk hubungan kita dengan sesama. Biarlah hubungan kita tidak menjadi hambar dengan sesama, dan menjaga tutur kata kita tetap baik pada orang lain (Kolose 4 :6 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar