LIMA MACAM KORBAN DALAM IMAMAT
( Ibadah Raya 26 Juni 2016 - Pdt. Hardy Halim )
Dalam Imamat pasal 1 - 5 terdapat 5 macam korban,
yaitu korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapus dosa,
dan korban penebus salah. Setiap korban yang akan dipersembahkan harus sesuai
kebutuhan dan keperluannya. Dari 5 macam korban, 4 diantaranya berhubungan
dengan dosa serta harus ada darah yang tercurah, baik darah domba, kambing,
atau pun burung. Namun hanya satu korban yang tidak berhubungan dengan dosa dan
darah tercurah yakni korban sajian yang dibuat melalui tepung.
Korban sajian ini berbicara tentang pengucapan
syukur kita kepada Tuhan, terlebih dalam hal pelayanan. Mengucap syukur tidak
memerlukan tercurahnya darah, sebab ucapan syukur adalah korban untuk
menyenangkan hati Tuhan. Namun harus diingat bahwa jika ada yang menyenangkan
hati Tuhan, maka ada juga korban pelayanan yang tidak menyenangkan hati Tuhan.
Jika ada yang asli, maka ada yang palsu dan biasanya yang palsu itu lebih
cantik dari yang asli.
Korban persembahan yang berkenan memiliki
syarat-syarat:
1.
Tepung yang terbaik
Untuk mendapatkan tepung yang terbaik selalu ada
proses panjang yang harus dilewati.Tetap melayani dan memberi yang terbaik
meski hidup kita ada dalam proses; dikala sakit, kesusahan, bangkrut, terjerat
masalah namun tetap melayani dengan sungguh. Itulah tepung yang terbaik. Tapi
ingat, melayani bukanlah hanya di gereja tapi juga di rumah, melayani kepada
suami, istri, orangtua, dan anak-anak.
2.
Menuangkan minyak
Dalam Mazmur 45:8 minyak berbicara tentang
sukacita, dan kesukaan. Dalam memberikan korban dan melayani haruslah dengan
sukacita yang tampak dalam senyuman.
3.
Membubuhkan kemenyan
Tuhan menyukai wangi kemenyan, dan kemenyan dalam Wahyu 5:8 berarti doa orang-orang kudus. Doa itu penting sebelum melayani.
4.
Tidak boleh beragi (ayat 11)
Dalam Lukas 12:1 ragi adalah kemunafikan,
yakni lain dibibir lain di hati. Kemunafikan atau ragi dalam pelayanan akan
menjadikan pelayanan itu memiliki suatu berbeda, suatu yang meski terlihat cantik diluar tapi
tidak berkenan di hadapan Allah.
5.
Bubuhi garam (ayat 13)
Dalam Markus 9:50 garam itu bukanlah tentang
hubungan kita dengan Tuhan tapi untuk hubungan kita dengan sesama. Biarlah
hubungan kita tidak menjadi hambar dengan sesama, dan menjaga tutur kata kita
tetap baik pada orang lain (Kolose 4 :6 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar