MENDERITA SEBAGAI KRISTEN-1 Petrus 4:12
( Ibadah Raya 10 Juli 2016 - Pdt. Yoyong Ch. Santosa )
Setiap anak Tuhan akan
mengalami yang namanya ujian, yang pada ayat nats digambarkan sebagai nyala api
siksaan. Tujuan ujian adalah untuk memurnikan, memulihkan, dan menyempurnakan
kehidupan seseorang. Setiap orang percaya harus mengalami ujian, agar segala
kotoran, perilaku, pola pikir, dan hati yang keras di mata Tuhan dibakar
sehingga dapat dibentuk sesuai dengan kehendak dan maunya Tuhan.
Namun sekarang masalahnya
adalah tidak semua orang percaya menerima ujian sebagai suatu yang memperbaiki tapi melihatnya
sebagai masalah yang teramat sangat besar.
Secara realita sebenarnya kita sekarang sedang menjadi siswa yang menghadapi ujian yang merupakan momentum untuk maju. Tapi banyak orang melihat ujian bukan lagi kesempatan untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan tapi merupakan sebuah masalah. Ujian yang sebenarnya biasa-biasa saja malah dibesar- besarkan sehingga terasa berat sekali.
Dalam ayat nats, kalimat 'seolah-seolah ada sesuatu yang luar biasa
terjadi atas kamu' menunjukan bahwa sebenarnya tidak ada sesuatu yang luar
biasa, tapi masalah itu biasa-biasa saja, sehingga kita tidak perlu
membesar-besarkannya, tidak perlu ribut dan lebay.
Sebab ada beberapa orang yang malah senang sekali membesar-besarkan masalahnya,
dan tidak heran mereka akhirnya tidak sanggup melewati ujian kehidupannya yang
dibesar-besarkan itu.
Sebagai manusia seringkali
kita melihat dengan kacamata jasmani serta ditambahkan dengan pikirin hati dan
perasaan kita. Namun dengan lebih banyak belajar Firman Tuhan maka Tuhan akan
menuntun kita melihat dengan cara pandangnya Tuhan, dan kita bisa mengetahui sampai dimana campur
tangan Tuhan terhadap masalah hidup kita. Lalu sampai sejauh mana campur tangan
Tuhan dalam ujian yang kita hadapi?
Dalam 1 Korintus 10:13 disebutkan
pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa, setiap saat kita mengalami
masalah Ia akan (pasti) memberi
jalan keluar. Hal yang perlu diperhatikan disini antara lain:
-
Tuhan bukan mengeluarkan kita dari masalah, tapi
memberikan jalan keluar. Kita sendirilah yang harus berjalan dan berjuang
menuju jalan keluar itu. Dengan Firman kita bisa mengetahui jalan keluar itu
dan berjuang untuk melaluinya.
-
Yang tertulis adalah ‘sehingga kamu dapat menanggungnya’
bukan ‘sehingga Tuhan Yesus menanggungnya untukmu’. Jadi dalam ujian kita,
kitalah yang menanggungnya, kitalah yang berjuang, dan kitalah yang akan
mengatasinya, bagian Tuhan adalah memberikan kesanggupan dan kemampuan bagi
kita.
Seperti dalam Matius
11:28-29, kita harus memikul kuk yang dipasang, bukan melepaskannya. Kita harus tetap menanggung kuk itu dengan
kekuatan dari Tuhan.
Namun banyak anak Tuhan yang
berpikir setelah ibadah dan melayani maka masalah mereka akan selesai seketika
itu juga, mujizat terjadi seketika itu juga. Tapi tidaklah demikian.
Mujizat memang merupakan
cara instan untuk menyelesaikan masalah, tapi jangan sampai kita jadi malas berusaha
menyelesaikan masalah. Jangan sampai kita mencintai mujizat lebih dari
mencintai yang memberi mujizat.
Kita harus hati-hati agar
jemaat tidak salah mematok bahwa mujizat adalah bentuk kasih Tuhan, dan jika
tidak ada mujizat maka Tuhan tidak cinta dengan jemaat-Nya. Sebab bukan tidak
mungkin orang yang menikmati mujizat Tuhan, dia juga yang menghujat Tuhan.
Seseorang yang bertobat
dengan mujizat akan mudah murtad, dan orang yang bertumbuh imannya dengan
mujizat maka akan cepat jatuh juga. Hal ini bisa disebabkan karena pemahaman
dan iman percayanya tentang Yesus bukanlah pemahaman dan iman yang benar.
Jadi, ingatlah bahwa dalam
setiap ujian yang kita hadapi, bagian Tuhan yaitu memberikan kekuatan dan
menolong. Sementara bagian kita adalah berjuang memikul kuk, menanggungnya dan
menjadi pemenang dari setiap ujian yang kita hadapi. Tuhan menguji agar kita
menjadi anak-Nya yang kuat dan tangguh, bukan alergi kepada mujizat, tetapi
biarlah kita memiliki mental yang selalu berjuang, karena Tuhan selalu
memberikan jalan keluar dan kemampuan mengatasi ujian kita. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar