SELAMAT DATANG DI GPdI GILGAL MATARAM, JIKA ANDA BELUM BERJEMAAT DI GEREJA MANAPUN SILAHKAN DATANG dan BERIBADAH DI TEMPAT KAMI- -ALAMAT KAMI Jl. Pariwisata no. 4- -MARI MENGENAL YESUS LEBIH DALAM LAGI SUPAYA HIDUP KITA DIUBAHKAN dan DIPERBAHARUI- -SETIAP PERGUMULAN dan BEBAN BERAT YANG KITA HADAPI TUHAN SANGGUP MENOLONGNYA- -TUHAN YESUS MENGASIHI ANDA-. -PUJI TUHAN !!

kunjungi -VIDEO- utk melihat Kotbah / Paduan Suara / VG / Angklung GPdI Mataram

"Hidup yang bercermin dari Fiman Tuhan" (Yakobus 1:23-24)
(Ibadah Raya 6 Nopember 2016 - Pdt. Yoyong Ch. Santosa)

Yakobus 1:23-24 berkata ay 23( Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin).  ay 24( Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.

Cermin memang tidak pernah berbohong, ia selalu terus terang untuk menampilkan apa yang di depannya, laporannya selalu cocok dengan keadaan yang dilihatnya. Andaikata cermin dapat bicara, maka ia akan menceritakan dengan jujur kenyataan yang ada. Semua orang suka melihat cermin bahkan berkali-kali dan berulang-ulang, karena cermin memang bermanfaat bagi setiap orang.

Apa tujuan kita melihat cermin?
- Cermin menemukan ketidakberesan
- Cermin menunjukan ketidakbaikan
- Cermin menemukan ketidaksempurnaan
- Cermin menampilkan identitas kita

Apabila kita menemukan ada yang salah dan tidak beres maka kita tidak akan meninggalkan cermin itu sebelum semuanya menjadi baik, karena cermin menampilkan siapa kita, dan penampilan kita menunjukan jati diri kita. Namun tidak hanya wajah dan tubuh saja yangmembutuhkan cermin, tetapi hidup kita juga memilki cermin.


Dalam ayat nats Firman Tuhan yang sudah kita baca, diibaratkan sebagai cermin. Dengan membaca Firman Tuhan berarti kita sedang bercermin, dan ada dua kemungkinan wajah dalam cermin itu:
  1. Wajah yang berlumuran dengan dosa dan acak-acakan
  2. Wajah Kristus yang menawarkan tata kehidupan yang baru, baik dan sempurna.
Dalam ayat nats menceritakan tentang orang yang mengamati mukanya dicermin. Ia melihat mukanya yang acak-acakan, coreng-coreng, tidak beres tapi ia tidak melakukan apa-apa dan membiarkannya, bahkan lupa dengan rupanya. Dan perlu diperhatikan disini bahwa kita harus menampilkan jati diri kita sebagai anak-anak Tuhan dari cermin jasmani kita. Bagaimana kita harus berpakaian dengan patut dan sopan. Tapi lebih dari itu bahwa kehidupan, sikap, dan kata-kata kita harus benar-benar mencerminkan bahwa kita benar-benar anak-anak Tuhan.
Jangan identitas kita saja yang orang Kristen tapi kehidupan kita sama sekali tidak mencerminkan anak Tuhan. Yesus memakai kata-kata yang keras untuk orang dengan ciri yang seperti ini: Celakalah (terkutuklah) karena mereka adalah orang-orang munafik (Matius 23:13). Orang munafik adalah orang yang luarnya baik tapi dalamnya busuk. Dari ayat di atas dapat dilihat bahwa tidak ada orang munafik masuk Sorga, dan yang lebih mengerikan bahwa bergaul dengan orang munafik adalah berbahaya karena dapat mengakibatkan kita kehilangan hak kita dalam Kerajaan Sorga.

Dalam ayat 14; orang munafik selalu memainkan peran yang baik, yang manis luar biasa tapi sebetulnya jahat. Hati-hati! Karena orang yang munafik bisa merubah hitam menjadi putih, kesombongan menjadi kebanggaan, dosa menjadi sesuatu yang nampaknya masuk akal. Namun sepintar-pintarnya orang munafik menyembunyikan kebohongannya, ia pasti akan ketahuan juga.
Mengapa kemunafikan sangat dibenci oleh Yesus:
1. Kemunafikan menjauhkan orang dari Yesus. Orang munafik tidak pernah merasa perlu bertobat, ia nyaman dengan posisinya sekarang dan tidak merasa bersalah. Hidupnya semakin jauh dari Tuhan, tapi dengan nyaman duduk di gereja, memuji Tuhan, dan mendengarkan Firman Tuhan.
2. Kemunafikan bisa  mendatangkan perpecahan, baik dalam rumah tangga, pekerjaan bahkan dalam gereja. Orang munafik seperi ular berkepala dua di depan kelihatan baik sekali tapi di belakang paling sering membicarakan orang, mengadu domba dan menjelekkan orang hingga timbul benih-benih perpecahan.
3. Kemunafikan seperti semak duri yang ada di tengah-tengah kita dalam gereja. Tidak hanya menimbulkan perpecahan tapi membuat orang-orang tidak dapat bertumbuh dengan baik, tidak pernah menjadi dewasa dan sempurna.
Saat ini mari koreksi hidup kita, apakah ada kemunafikan itu dalam hidup kita, karena tidak ada yang dapat disembunyikan dari cermin Firman Tuhan. Mari selidiki kehidupan kita dihadapan cermin itu yaitu Firman Tuhan dan bereskan, sehingga hidup kita semakin berkenan di hadapan Tuhan.  Diberkati yang membaca, merenungkan serta melakukan Firman-Nya.       Amin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar