JANGAN BERTINDAK BODOH , bag. 1
(Ibadah Raya 2 Oktober 2016 - Pdt. Yoyong Ch. Santosa)
Tuhan
menciptakan manusisa menjadi manusia yang spesial , tetapi seringkali manusia
bertindak "bodoh" meskipun manusia itu memiliki tingkat kecerdasan
tinggi.
Dalam Mazmur 85:8-9 "(8) Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya
TUHAN, dan berikanlah kepada kami keselamatan dari pada-Mu!(9) Aku mau
mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Bukankah Ia hendak
berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang
dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?"
Tidak ada seorang pun didunia yang mau dikatakan "bodoh". Kebodohan merupakan suatu yang memalukan dan harus dihindari. Orang akan tersinggung dan marah jika disebut bodoh. Supaya kita tidak kembali kepada kebodohan, kita harus mendengar suara Tuhan. Tetapi sering kali manusia lebih mendengarkan suara atau nasehat manusia daripada mendengar suara atau nasehat Tuhan. Akibatnya, mendengar suara manusia pasti akan mengalami frustasi atau stres dan menjadi bodoh. Tetapi jika kita mendengar suara Tuhan kita akan menjadi kuat, bijak, berhikmat, sukses dan maju.
Kebodohan disini tidak berhubungan dengan strata
pendidikan ataupun karir, tetapi kebodohan disini lebih menekankan tentang
perkataan, perbuatan, sikap, keputusan dan tindakan sehari-hari yang dilakukan
manusia.
Amsal 19:3 ("Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah
hatinya terhadap TUHAN"). Banyak jalan atau langkah yang sering salah kita
pilih karena kesalahan kita sendiri (kebodohan kita sendiri), tetapi akibat
kebodohan kita sendiri itu malah kecewa dan marah terhadap Tuhan. Sama seperti
halnya Daud seorang Raja yang besar dan pintar, tetapi Daud juga pernah
melakukan hal yang bodoh dalam kehidupannya dengan mengambil Betsyeba yang masih
menjadi istri orang. Begitupun dengan Simson
yang jatuh karena kebodohannya. Menjadikan pelajaran berharga bagi kita supaya
tetap berhati-hati dalam kondisi tertentu.
Tetap harus menjaga dengan hati-hati perkataan,
tindakan dan sikap hidup kita.
Siapa orang yang bertindak bodoh menurut Firman Tuhan :
1. Orang yang membiarkan dirinya dikuasai oleh sakit hati, iri hati dan
dendam atau kebencian.
(Ayub 5:2)"Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh
oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati”
Setiap
kita diciptakan Tuhan secara spesial dan dengan maksud tertentu (maksud yang
sangat baik). Jika ada orang yang lebih dari kita jangan iri atau sakit hati,
sebab kita tetap spesial bagi Tuhan.
Ada 3 golongan orang dalam kehidupan;
·
Ada orang yang di atas kita.
Jika ada
orang di atas kita mari kita belajar dari mereka untuk bisa diatas seperti
mereka.
·
Ada orang yang sama-sama atau sejajar
dengan kita.
·
Jika ada orang yang sejajar dengan kita
mari kita bergandengan tangan jangan sampai menyikutnya.
·
Ada orang yang dibawah kita.
Jika ada
orang dibawah kita mari angkat dia sehingga hidup kita sendiri berarti dan menjadi
berkat bagi orang lain. Jangan kita injak seperti yang dunia lakukan.
Jadilah
satu pribadi anak Tuhan yang baik, menyenangkan dan menjadi berkat.
Amsal 17:12 berkata "Lebih baik berjumpa dengan beruang betina
yang kehilangan anak, dari pada dengan orang bebal dengan kebodohannya”.
2. Orang
yang mendengar Firman Tuhan tetapi tidak
melakukannya
Matius 7:26"Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini
dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan
rumahnya di atas pasir."
Orang
bodoh bukan berarti orang yang tidak mau pergi ke gereja atau tidak mau
mendengar Firman Tuhan. Yang harus kita sadari bahwa hidup kita bukan hanya
sekedar masalah masuk gereja atau pun mendengar Firman Tuhan tetapi harus
menjadi pelaku Firman Tuhan. Pelaku Firman yang dibangun diatas batu karang
yang kokoh walaupun badai kehidupan menerjang akan tetap berdiri kokoh. Jangan
mempergunakan Firman Tuhan untuk menyerang seseorang, Firman Tuhan itu bagai
pedang bermata dua, baik untuk memperbaiki diri kita bukan untuk menyerang
orang lain. Diberkati yang mendengar, merenungkan dan yang melakukan
Firman-Nya.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar