SELAMAT DATANG DI GPdI GILGAL MATARAM, JIKA ANDA BELUM BERJEMAAT DI GEREJA MANAPUN SILAHKAN DATANG dan BERIBADAH DI TEMPAT KAMI- -ALAMAT KAMI Jl. Pariwisata no. 4- -MARI MENGENAL YESUS LEBIH DALAM LAGI SUPAYA HIDUP KITA DIUBAHKAN dan DIPERBAHARUI- -SETIAP PERGUMULAN dan BEBAN BERAT YANG KITA HADAPI TUHAN SANGGUP MENOLONGNYA- -TUHAN YESUS MENGASIHI ANDA-. -PUJI TUHAN !!

kunjungi -VIDEO- utk melihat Kotbah / Paduan Suara / VG / Angklung GPdI Mataram

TETAP HIDUP SEPERTI YANG TUHAN MAU
Ibadah Raya - Pdm. Yehuda Yermiadi

                (Lukas 1:5-25) Merupakan ayat yang mengisahkan awal mula dari kelahiran Yohanes pembaptis. Tetapi yang menjadi point utama dari ayat ini yaitu pada (Ayat 5 "Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet."). (Ayat 6 "Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat."). Dari kedua ayat tersebut dapat dilihat seorang pasangan suami istri yaitu yang bernama Zakharia dan istrinya Elisabet yang memiliki kehidupan yang benar dan menurut segala dan ketetapan Tuhan. Kompak dalam takut akan Tuhan.
            Berbanding terbalik dengan kehidupan keluarga Zakharia, adalah keluarga Ayub, saat seluruh kekayaannya habis dan 10 anaknya meninggal justru istri Ayub  berlaku tidak benar dihadapan Tuhan (Ayub 2:9 "Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"), perkataan seorang istri yang tidak mendukung suaminya yang mengalami persoalan. Pada mulanya Ayub adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1 :8 "Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.").
            Lain halnya dengan pasangan Zakharia dan Elisabet dimana hingga lanjut usianya mereka belum memiliki keturunan (Lukas 1:7 "Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.") keluarga ini mengalami pergumulan. Ada krisis dalam keluarga mereka,  akan tetapi masalah itu tidak menjadi hambatan bagi mereka untuk tetap hidup benar dihadapan Tuhan, walaupun dikalangan kaum Israel pasangan suami istri yang tidak mempunyai keturunan adalah sebuah aib. Namun mereka tetap kompak untuk tetap takut akan Tuhan dan menantikan akan jawaban Tuhan.

  Walaupun hingga lanjut usianya, Zakharia dan Elisabet belum juga diberikan seorang keturunan oleh Tuhan, Zakaria dan Elisabet tetap setia untuk melayani Tuhan (Ayat 8 "Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan."). Hingga pada suatu hari saat Zakaria melayani untuk pembakaran ukupan (Ayat 10 "Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan."), Zakaria berjumpa dengan malaikat didalam bait Allah dan Malaikat itu berkata bahwa doa Zakharia dan Elisabet akan digenapi (Ayat 12 "Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut." dan Ayat 13 "Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.").
Dari ayat diatas kita dapat lihat bagaimana ketika kita berada dalam masalah, kekuatiran dan pergumulan jangan takut, tetap setia dalam melayani dan hidup dalam Tuhan maka semuanya akan indah tepat pada waktunya ataupun ketika seolah-olah keadaan / doa kita belum dijawab tetaplah berdoa, karena akan ada waktunya doa itu digenapi oleh Tuhan (Yesaya 41 :10 "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan").
Berbeda dengan kehidupan keluarga Zakharia, kehidupan keluarga Imam Eli dalam (1 Samuel 2 :12). Kedua anak imam Eli adalah anak-anak dursila dan
 meremehkan kekudusan Tuhan, tetapi melihat hal itu imam Eli tidak membuat anaknya untuk bertobat dan justru imam Eli juga hidup tidak sesuai dengan maunya Tuhan.
             Sedangkan di 1 Samuel 12:3 berkata, "Di sini aku berdiri. Berikanlah kesaksian menentang aku di hadapan TUHAN dan di hadapan orang yang diurapi-Nya: Lembu siapakah yang telah kuambil? Keledai siapakah yang telah kuambil? Siapakah yang telah kuperas? Siapakah yang telah kuperlakukan dengan kekerasan? Dari tangan siapakah telah kuterima sogok sehingga aku harus tutup mata? Aku akan mengembalikannya kepadamu." Ayat 4 "Jawab mereka: "Engkau tidak memeras kami dan engkau tidak memperlakukan kami dengan kekerasan dan engkau tidak menerima apa-apa dari tangan siapapun.") Realita yang terjadi pada kehidupan keluarga Samuel yaitu Samuel merupakan pribadi orang tua yang memiliki integritas dan kualitas yang luar biasa akan tetapi saat Samuel telah lanjut usia pada (1 Samuel 8:1-3) ketika anak-anaknya laki-laki diangkat menjaddi hakim atas Israel, mereka tidak hidup sesuai maunya Tuhan. Peran keluarga dan kekompakan dalam keluarga sangat penting untuk menopang, jika ada ketimpangan dalam keluarga maka berdoalah, karena jika dalam keluarga ada kesepakatan dan kesatuan hati maka disitu Allah akan hadir dan mencurahkan berkatnya, seperti halnya Zakharia dan Elisabet dimana Tuhan mencurahkan berkatnya yang luar biasa dalam rumah tangga mereka saat mereka tetap hidup benar dihadapan Tuhan.
Diberkati yang membaca, merenungkan dan yang melakukan Firman-Nya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar